Pembersihan laser didasarkan pada interaksi terkendali antara radiasi laser pulsa dan permukaan material. Proses ini menghilangkan lapisan yang tidak diinginkan, seperti oksida, cat, minyak, dan residu, tanpa kontak mekanis, bahan abrasif, atau bahan kimia. Proses pembersihan beroperasi melalui dua mekanisme fisik utama: efek foto-termal dan foto-mekanik, keduanya dipengaruhi oleh parameter operasional laser. Pemahaman mendalam mengenai prinsip-prinsip ini sangat penting untuk memastikan efisiensi pembersihan sekaligus melindungi integritas material dasar.
Mekanisme Fisik Pembersihan Laser
Mekanisme Foto-Termal
Efek foto-termal didasarkan pada pemanasan selektif. Ketika berkas laser mengenai permukaan, lapisan kontaminan menyerap energi laser dan cepat memanas. Panas ini dapat menyebabkan:
Ekspansi termal yang mengarah pada delaminasi.
Vaporisasi atau pirolisis dari kontaminan.
Peleburan dan pembekuan kembali melemahkan ikatan dengan substrat.
Mekanisme ini paling efektif ketika kontaminan memiliki penyerapan optik yang jauh lebih tinggi dibandingkan substrat pada panjang gelombang laser yang dipilih. Sebagai contoh, karat atau cat sering menyerap panjang gelombang inframerah lebih baik daripada logam di bawahnya.
Mekanisme Foto-Mekanik
Dalam proses foto-mekanik, pulsa laser ultrapendek (biasanya pikosekon atau femtosekon) mengantarkan energi sedemikian cepat sehingga konduksi termal menjadi minimal. Alih-alih memanaskan, energi intens menyebabkan:
Pembentukan plasma cepat atau ledakan mikro di permukaan kontaminan.
Pembangkitan gelombang kejut yang secara fisik meledakkan kontaminan.
Retakan akibat tegangan pada lapisan rapuh, seperti korosi atau endapan karbon.
Mekanisme ini ideal untuk substrat yang sensitif atau aplikasi yang memerlukan minimnya panas, seperti konservasi warisan budaya atau mikroelektronika.
Parameter Laser Utama
Efektivitas dan keamanan pembersihan dengan laser sangat bergantung pada konfigurasi yang tepat dari beberapa parameter laser:
Panjang gelombang
Panjang gelombang laser menentukan seberapa banyak energi yang diserap oleh kontaminan dan substrat. Panjang gelombang yang umum digunakan meliputi:
1064 nm (Inframerah): Cocok untuk logam dan oksida.
532 nm (Hijau): Lebih efektif pada pigmen dan cat.
355 nm atau 248 nm (UV): Terbaik untuk kontaminan berbasis organik dan polimer.
Tujuannya adalah memilih panjang gelombang yang diserap kuat oleh kontaminan tetapi diserap lemah oleh substrat.
Durasi pulsa
Durasi pulsa memengaruhi kedalaman dan kecepatan transfer energi:
Pulsa Nanodetik: Efek termal sedang; baik untuk pembersihan umum.
Pulsa Pikodetik/Femtodetik: Sangat presisi, difusi panas minimal; ideal untuk permukaan sensitif.
Pulsa yang lebih pendek mengurangi zona yang terkena panas dan meningkatkan selektivitas pembersihan.
Energi Pulsa dan Laju Pengulangan
Energi pulsa (diukur dalam milijoule atau joule): Menentukan seberapa banyak energi yang diberikan per pulsa. Energi yang lebih tinggi dapat menghilangkan lapisan yang lebih tebal atau lebih keras, tetapi meningkatkan risiko kerusakan substrat.
Laju pengulangan (diukur dalam Hz atau kHz): Mengatur seberapa sering pulsa diberikan. Laju pengulangan tinggi memungkinkan pembersihan lebih cepat namun dapat menyebabkan penumpukan panas jika tidak dikelola dengan hati-hati.
Ukuran Titik dan Tumpang Tindih
Ukuran titik memengaruhi resolusi dan intensitas. Titik yang lebih kecil memungkinkan pekerjaan yang lebih presisi, sedangkan titik yang lebih besar membersihkan area yang lebih luas secara lebih cepat.
Tumpang tindih mengacu pada seberapa besar setiap pulsa tumpang tindih dengan pulsa sebelumnya. Kisaran tumpang tindih tipikal berkisar antara 50–90% untuk memastikan pembersihan yang seragam. Tumpang tindih terlalu sedikit menyebabkan garis-garis; terlalu banyak dapat memanas berlebih pada permukaan.
Interaksi Dengan Kontaminan VS. Substrat
Prinsip utama dalam pembersihan laser adalah ablasi selektif—kemampuan untuk menghilangkan kontaminan tanpa merusak material dasar. Hal ini bergantung pada:
Kontras Absorpsi: Kontaminan harus menyerap energi laser lebih efektif dibandingkan substrat.
Konduktivitas Termal: Substrat dengan konduktivitas tinggi (misalnya, tembaga, aluminium) menghantarkan panas dengan cepat, sehingga mengurangi risiko kerusakan.
Kekuatan Rekat: Lapisan yang terikat longgar lebih mudah dihilangkan melalui efek foto-mekanik, sedangkan lapisan pelindung yang melekat kuat mungkin memerlukan fluensi lebih tinggi atau beberapa kali proses.
Pembersihan dengan laser harus dikalibrasi secara cermat untuk setiap aplikasi, dengan mempertimbangkan ketebalan, komposisi, dan kekuatan ikatan kontaminan, serta sensitivitas substrat.
Pembersihan dengan laser adalah proses yang sangat terkendali berdasarkan fisika interaksi laser-material. Baik mengandalkan energi termal untuk menguapkan kontaminan maupun menggunakan gelombang kejut mekanis untuk melepaskannya, teknik ini menawarkan presisi yang tak tertandingi. Keberhasilannya bergantung pada penyesuaian parameter laser terhadap setiap kombinasi material tertentu, memaksimalkan penghilangan kontaminan sekaligus menjaga integritas permukaan. Dengan menguasai mekanisme foto-termal dan foto-mekanik serta menyetel parameter seperti panjang gelombang, energi pulsa, dan ukuran titik fokus, pembersihan dengan laser dapat diterapkan secara aman dan efektif pada berbagai aplikasi industri dan khusus.
Berita Terkini